Pusat Kejayaan Rempah-Rempah
OKEZONE WEEK-END: Titah Jokowi Kembalikan Maluku sebagai Pusat Kejayaan Rempah-rempah
Agregasi Sindonews.com, Jurnalis
Foto: Ilustrasi
AMBON - Komoditas cengkih, lada, pala, dan kopi mengundang bangsa-bangsa Eropa seperti Portugis, Belanda, dan Inggris menjelajah dan menjajah ke Maluku. Pasalnya, Maluku telah dikenal sebagai pusat rempah-rempah dunia di masa lampau.
Hal inilah yang membuat Presiden Joko Widodo mengamanatkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk mengemban tugas menjadikan Maluku dan Maluku Utara sebagai Pusat Kejayaan Jalur Rempah-rempah.
Ikhtiar ini dideklarasikan oleh Mentan Amran, Gubernur Maluku Said Assagaff, Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo, Kapolda Maluku Irjen Pol Deden Juhara, puluhan stakeholder lainnya dan ribuan masyarakat Maluku di Gedung Islamic Center, Kawasan Waihaong, Kecamatan Nusaniwe Ambon, Maluku, beberapa waktu lalu.
Tidak tanggung-tanggung, pemerintah pusat mengucurkan anggaran senilai Rp200 miliar, dari anggaran yang sudah ditargetkan sebesar Rp5,5 triliun. "Bapak Presiden sudah memberikan perintah untuk budget anggarannyaRp5,5 triliun," ungkapnya seperti dilansir Sindonews.
Untuk mengawal anggaran sebesar itu, kata dia pemerintah akan melibatkan seluruh stakeholder yang ada di daerah. Mulai dari unsur pemuda hingga TNI dan Polri. Dia mengaku, program yang dilakukan tersebut merupakan kelanjutan dari Program Emas Hijau dan Emas Biru yang dirintis Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo.
Amran memastikan, jika program ini berjalan dengan baik, maka petani di Maluku akan sejahtera. "Kalau bangsa ini bersatu, saya pastikan kita bisa mengembalikan kejayaan itu dan petani Indonesia, khususnya di Maluku dan Maluku Utara akan sejahtera,"terangnya.
Menurut penghitungan Pemerintah, ketika Indonesia kembali berjaya di jalur rempah-rempah, maka dampaknya sangat luar biasa karena satu komoditas rempah-rempah bisa menyerap banyak petani. Apalagi Maluku memiliki ragam komoditas rempah-rempah seperti lada, cengkih, dan kopi yang saat ini berada di urutan keempat dunia. "Kita akan kembalikan menjadi nomor dua, bila perlu nomor satu," tegasnya.
Dia juga meminta produktivitas kopi harus dinaikkan menjadi 1,5 ton per hektare. Dengan demikian Indonesia bisa merebut posisi satu dunia. "Hal ini harus kita genjot. Presiden ingin kita kejar target ini. Untuk itu anggarannya akan kita genjot juga," pungkasnya.
(fmi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung :D
Sukses selalu dan Salam Hormat :)
*)