IkLaN

IkLaN

Prestasi International

IkLaN

IkLaN

Sabtu, 25 November 2017

Ajang Interior Dan Furnitur Bergengsi

Ajang Interior Dan Furnitur Bergengsi

8 Talenta yang Bersinar di Maison & Objet 2017

Mengenal bakat-bakat bersinar di ajang interior dan furnitur bergengsi di Paris.

Sejak awal Maison & Objet Paris secara konsisten mengumumkan talenta-talenta yang bersinar berkat karya-karyanya yang menginspirasi desain bagi generasi berikutnya. Semua desainer dan pelaku krearif ini merupakan lulusan dari École Nationale Supérieure de Création Industrielle (ENSCI – Les Ateliers). Mereka adalah yaitu Claire Lavabre, Alexandre Échasseriau, Julien Phedyaeff & Christopher Santerre, Luce Couillet, Lysandre Graebling, Samy Rio, Raphaël Pluvinage & Marion Pinaffo, dan Jean-Baptiste Fastrez.



Claire Lavabre









Kiri-kanan: Claire Lavabre (Fotografi: Dok. Maison & Objet); Reflet, karya Claire Lavabre (Fotografi: Felipe Ribon)









Lulusan ENSCI – Les Ateliers  tahun 2012 ini memiliki latar belakang yang mengagumkan. Di usianya yang menginjak 30 tahun, ia bekerja sebagai desainer Ronan and Erwan Bouroullec, Inga Sempé, Leon Ransmeier, dan firma arsitektur Laurent Deroo. Berbekal dari itu, ia mendirikan studionya sendiri yang memfokuskan pada proyek desain interior dan obyek.  Yang terbaru adalah ia menciptakan cermin, cahaya, dan bingkai – di mana objek dapat menghasilkan ilusi optik, gambar samar, meleburkan mereka bersamaan, atau membuat objek menjadi banyak tanpa batas.  Instasinya mengeksplor keajaiban refleksi dan pertanyaan tentang indentitas, dualitas, dan narsisme.  Karyanya ini pernah dipamerkan di Villa Noailles untuk Design Parade dan Fashion and Photography Festival di tahun 2013, di Palais de Tokyo pada tahun 2014 dan di Great Design Gallery di Paris. (clairelavabre.com)



2. Alexandre Echasseriau







Kiri-kanan: Alexandre Echasseriau (Fotografi: Dok. Maison & Objet); Fab Lab Machine karya Alexandre Echasseriau (Fotografi: Dok. Maison & Objet)



Pria kelahiran 31 tahun yang lalu di Toulouse memiliki latar belakang yang tak kalah hebatnya. Setelah tiga tahun menghabiskan pelatihan teknik membentuk ornamen dan logam di L’École Boulle, lalu ia beralih ke desain industrial di ENSCI – Les Ateliers dan lulus dengan hasil yang membanggakan di tahun 2013. Dipengaruhi  teknik kerajinan tangan dan karya seni, Alexandre menciptakan obyek dengan garis ‘mengalir’, menggabungkan objek, teknologi, dan sedikit teknik terkini. Karyanya ini membawanya mendapatkan penghargaan kategori desain pada Audi Talents Award.  Pada September 2016, ia membangun Crafter Studio di daerah suburban Paris. Karyanya mengantarkan dirinya dari desain industrial ke prototipe dan miniatur untuk pusat penelitian. Hingga Juli 2017, ia dipersiapkan menjadi Arty Director untuk Pompidou Centre’s FabLab. (alexandreechasseriau.com)



3. Julien Phedyaeff & Christopher Santerre





Kiri-kanan: Julien Phedyaeff & Christopher Santerre (Fotografi: Dok. Maison & Objet);  L’increvable Meto, mesin cuci yang bagian depannya bisa diganti-ganti (Fotografi: Dok. Maison & Objet)

Lulusan  ENSCI – Les Ateliers (2014) ini memberikan perspektif pada konsumsi kebiasaan dan pola, yang mengantarkan mereka untuk memikirkan kembali benda simbolis dalam kehidupan sehari-hari sebagai proyek diploma mereka: desain bergaris lengkung untuk kulkas yang terintegrasi dengan pengawet makanan yang tidak membutuhkan tenaga listrik (Christopher) dan mesin cuci modular dan  yang dapat didekorasi (Julien). Mereka lalu membentuk L’Increvable SAS  pada tahun  2015 untuk mengembangkan mesin cuci ini.  (lincrevable.com)



4. Luce Couillet





Kiri-kanan: Luce Couillet (Fotografi: Dok. Maison & Objet); Matières Ouvertes, air cushions, karya Luce Couillet  (Fotografi: Véronique Huyghe)

Lulusan ENSCI – Les Ateliers tahun 2010 spesialisasi material tekstil dan produk ini mendirikan Matières Ouvertes pada tahun 2011 setelah ia kerja paruh waktu untuk brand dari Swiss, Création Baumann. Minatnya yang besar terhadap inovasi serta riset dan pengembangan low-tech , ia lantas menggunakan teknik tenun untuk menciptakan material perpustakaan eksperimental, yang ia terapkan pula pada beragam industri: couture, arsitektur interior, dan juga olahraga serta perlengkapan medis. Tahun 2012, pendekatannya ini memenangi City of Paris’s Grand Prize untuk kreativitas dalam desain dan lima tahun berikutnya ia bergabung dengan showroom DINES di Paris untuk mengembangkan material ini untuk kebutuhan arsitek dan desainer interior. (lucouillet.com)



TEKS/FIVI ANJARINI









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung :D
Sukses selalu dan Salam Hormat :)
*)

Golden Disk Awards 2018

Golden Disk Awards 2018

IkLaN